KATA PENGANTAR
Puji serta syukur saya panjatkan
kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan karuniaNya
sehingga saya sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah ekonomi dengan berjudul “menghilangkan kebiasaan menyontek
di SMA” Karya tulis ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas dar
mata pelajaran Ekonomi.
Dalam makalah ini tersusun bagaimana
cara menghilangkan tradisi pelajar baik itu tingkat atas maupun tingkat bawah
kebiasaan ini mungkin takan pernah hilang. Dengan pernyataan ini kita ketahui
bahwa kegiatan ini mungkin sudah biasa dilakukan dan lumrah terjadi di kalangan
SMA maupun tingkat perguruan tinggi. Harapan penulis, semoga karya tulis ini
bermanfaat khususnya bagi saya selaku penulis umumnya bagi kalian sebagai
pembaca.
Demikian yang dapat kami sampaikan,
kritik dan saran dari pembaca yang membangun sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan karya tulis ini sebagai bahan pijakan di kemudian hari dalam
menciptakan karya tulis selanjutnya.
Terimakasih....
.
Garut, 03 Februari 2014
Penulis,
DAFTAR ISI
Kata
pengantar…………………………………………………………………………...i
Daftar isi……………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar belakang………………………………………………………........1
b. Rumusan masalah……………………………………………………….1
c. Maksud dan tujuan……………………………………………………….1
BAB II ISI……………………………………………………………………………….2
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan………………………………………………………………..13
b. Kritik dan saran …………………………………………………………..13
Daftar pustaka …………………………………………………………………………….14
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menyontek atau menjiplak atau
ngepek menurut Kamus Bahasa Indonesia karangan W.J.S. Purwadarminta adalah
mencontoh, meniru, atau mengutip tulisan, pekerjaan orang lain sebagaimana aslinya.
Sudah dimaklumi bahwa orientasi
belajar siswa-siswi di sekolah hanya untuk mendapatkan nilai tinggi dan lulus
ujian, lebih banyak kemampuan kognitif dari afektif dan psikomotor, inilah yang
membuat mereka mengambil jalan pintas, tidak jujur dalam ujian atau melakukan
praktek mencontek.
Pengalaman penulis ketika di
Sekolah Dasar budaya menyontek sudah mulai ada, ketika latihan menjawab
soal-soal matematika,beberapa teman-teman sudah berani melihat jawaban temanya
dan menyalinnya. Di Sekolah Menengah Pertama, penulis menjadi korban teman yang
nakal dan malas yang secara tiba-tiba mengambil jawaban penulis dan menyalinnya
di lembar jawabannya, perbuatan ini tidak bisa dicegah karena ada rasa takut
dan kasihan dengannya. Bahkan terkadang mereka tanpa takut dan malu melihat
buku catatan dan meminta jawaban kepada teman yang dianggap pintar ketika
ujian. Perbuatan ini mungkin saja diketahui oleh pengawas atau guru mata
pelajaran yang diujikan, atau mungkin pula mereka pura-pura tidak tahu,
entahlah yang jelas nilai ujian mereka ternyata hasilnya cukup baik.
Ketika penulis berada di Sekolah
Menengah Atas, masalah ini semakin banyak saja, dan suatu peristiswa yang
penulis saksikan seorang juara kelas dibuat malu oleh gurunya karena dicurigai
bekerjasama dalam ulangan harian sehingga harus ulangan harian lagi
bersama-sama siswa-siswi yang dicurigai menyontek atau bekerja sama. Padahal
menurut penulis pada waktu itu tidak mungkin seorang juara kelas menyontek,
pasti jawabannya yang dicontek teman yang lain sehingga jawaban mereka sama
semua.
Jika ini terus dibiarkan saja
oleh kita sebagai guru, orang tua murid, pemerhati pendidikan, pejabat
pemerintah dan semua komponen masyarakat lainnya, maka dunia pendidikan tidak
akan maju, malahan menciptakan manusia tidak jujur, malas, yang cenderung
mencari jalan pintas dalam segala sesuatu dan akhirnya menjadi manusia yang
menghalalkan segala cara untukmencapai tujuan yang diinginkannya.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam
makalah ini tersusun beberapa rumusan masalah antara lain?
1)
Apa Sebab sebab orang menyontek?
2)
Apa dampak yang di dapat dari mencontek?
3)
Bagaimana cara menanggulangi kebiasaan
mencontek?
C. MAKSUD DAN TUJUAN
Sesuai dengan permasalahan diatas, tujuan utama yang
ingin dicapai dalam penulisan karya tulis ini adalah membuat para siswa sadar
akan kebiasaan menyontek adalah hal yang buruk. Selain itu, menyontek melatih
diri untuk melakukan perbuatan curang. Kebiasaan menyontek juga menimbulkan
kerugian untuk diri sendiri maupun orang lain. Siswa – siswi yang menyontek dapat
mengetahui dampak dan kerugian menyontek sehingga diharpakan akan mengurangi
kegiatan menyontek.
BAB II
ISI/PEMBAHASAN
B. Tinjauan Teori
1. Pengertian menyontek
Dalam artikel yang ditulis oleh Alhadza (2004) kata menyontek sama
dengan cheating. Beliau mengutif pendapat Bower (1964) yang mengatakan cheating
adalah perbuatan yang menggunakan cara-cara yang tidak sah untuk tujuan yang
sah/terhormat yaitu mendapatkan keberhasilan akademis atau menghindari
kegagalan akademis. Sedang menurut Deighton (1971), cheating adalah upaya yang
dilakukan seseorang untuk mendapatkan keberhasilan dengan cara-cara yang tidak
fair (tidak jujur).
2. Katagori Menyontek
Menyontek dapat dikatagorikan dalam dua bagian ; pertama menyontek
dengan usaha sendiri; kedua dengan kerjasama. Usaha sendiri disini adalah
dengan membuat catatan sendiri, buka buku, dengan alat bantu lain seperti
membuat coretan-coretan dikertas kecil, rumus ditangan, di kerah baju, bisa
juga dengan mencuri jawaban teman Kerjasama dengan teman dengan cara membuat
kesepakatan terlebih dahulu dan membuat kode-kode tertentu atau meminta jawaban
kepada teman.
Yesmil Anwar (dalam Rakasiwi, 2007) mengatakan, sebenarnya nilai
hanya menjadi alat untuk mencapai tujuan dan bukan tujuan dari pendidikan itu
sendiri. Karena pendidikan sejatinya adalah sebuah proses manusia mencari
pencerahan dari ketidaktahuan. Yesmil Anwar, mengungkapkan, bahwa menyontek
telanjur dianggap sepele oleh masyarakat. Padahal, bahayanya sangat luar biasa.
Bahaya buat si anak didik sekaligus untuk masa depan pendidikan Indonesia.
Ibarat jarum kecil di bagian karburator motor. Sekali saja jarum itu rusak,
mesin motor pun mati.
3. Tinjauan Psikologi Tentang Menyontek atau Cheating
Menurut, Dien F. Iqbal, dosen Fakultas Psikologi Unpad, seperti
yang dikutip Rakasiwi (2007) orang menyontek disebabkan faktor dari dalam dan
di luar dirinya. Dalam ilmu psikologi, ada yang disebut konsep diri dan harga
diri. Konsep diri merupakan gambaran apa yang orang-orang bayangkan, nilai dan
rasakan tentang dirinya sendiri. Misalnya, anggapan bahwa, "Saya adalah
orang pintar". Anggapan itu lalu akan memunculkan kompenen afektif yang
disebut harga diri. Namun, anggapan seperti itu bisa runtuh, terutama saat
berhadapan dengan lingkungan di luar pribadinya. Di mana sebagai kelompok, maka
harus sepenanggungan dan senasib. Senang bersama, duka mesti dibagi.
Menurut Bandura (dalam Vegawati, Oki dan Noviani, 2004), fungsi
psikologis merupakan hubungan timbal balik yang interdependen dan berlangsung
terus menerus antara faktor individu, tingkah laku, dan lingkungan. Dalam hal
ini, faktor penentu tingkah laku internal (a.l., keyakinan dan harapan), serta
faktor penentu eksternal (a.l., "hadiah" dan "hukuman")
merupakan bagian dari sistem pengaruh yang saling berinteraksi. Proses interaksi
yang terjadi dalam individu terdiri dari empat proses, yaitu atensi, retensi,
reproduksi motorik, dan motivasi
4. Analisis Masalah Alasan alasan menyontek.
Dalam tulisan ini penulis ingin memaparkan kenapa perbuatan
mencontek sering terjadi dikalangan pelajar, apa dampaknya dan bagaimana
mengatasinya.
Menurut Alhadza (2004) dalam makalahnya mengenai masalah menyontek
yang ia istilahkan dengan cheating menyebarkan kuesioner dengan pertanyaan
terbuka kepada sekitar 60 orang teman mahasiswa di PPS UNJ. Dari hasil
kuisioner tersebut didapatkan jawaban tentang alasan seseorang melakukan
cheating dengan pengelompokan sebagai berikut.
1. Karena terpengaruh setelah melihat orang lain melakukan
cheating meskipun pada awalnya tidak ada niat melakukannya.
2. Terpaksa membuka buku karena pertanyaan ujian terlalu membuku
(buku sentris) sehingga memaksa peserta ujian harus menghapal kata demi kata
dari buku teks.
3. Merasa dosen/guru kurang adil dan diskriminatif dalam pemberian
nilai.
4. Adanya peluang karena pengawasan yang tidak ketat.
5. Takut gagal. Yang bersangkutan tidak siap menghadapi ujian
tetapi tidak mau menundanya dan tidak mau gagal.
6. Ingin mendapatkan nilai tinggi tetapi tidak bersedia
mengimbangi dengan belajar keras atau serius.
7. Tidak percaya diri. Sebenarya yang bersangkutan sudah belajar
teratur tetapi ada kekhawatiran akan lupa lalu akan menimbulkan kefatalan,
sehingga perlu diantisipasi dengan membawa catatan kecil.
8. Terlalu cemas menghadapi ujian sehingga hilang ingatan sama
sekali lalu terpaksa buka buku atau bertanya kepada teman yang duduk
berdekatan.
9. Merasa sudah sulit menghafal atau mengingat karena faktor usia,
sementara soal yang dibuat penguji sangat menekankan kepada kemampuan
mengingat.
10. Mencari jalan pintas dengan pertimbangan daripada mempelajari
sesuatu yang belum tentu keluar lebih baik mencari bocoran soal.
11. Menganggap sistem penilaian tidak objektif, sehingga
pendekatan pribadi kepada dosen/guru lebih efektif daripada belajar serius.
12. Penugasan guru/dosen yang tidak rasional yang mengakibatkan
siswa/mahasiswa terdesak sehingga terpaksa menempuh segala macam cara.
13. Yakin bahwa dosen/guru tidak akan memeriksa tugas yang
diberikan berdasarkan pengalaman sebelumnya sehingga bermaksud membalas dengan
mengelabui dosen/guru yang bersangkutan.
Dampak yang timbul dari praktek menyontek yang secara terus
menerus dilakukan akan mengakibatkan ketidakjujuran Jika tidak, niscaya akan
muncul malapetaka: peserta didik akan menanam kebiasaan berbuat tidak jujur,
yang pada saatnya nanti akan menjadi kandidat koruptor. (Poedjinoegroho, 2006)
Pengajaran yang orientasinya siswa mampu menjawab soal dan bukan
pada pengertian serta pengembangan inovasi dan kreatifitas siswa akan
menumbuhkan kebosanan, kejenuhan, suasana monoton yang dapat berakibat stress.
Sudah waktunya sistem pendidikan kita bersifat two way communication antara
guru/dosen dan siswa/mahasiswa. Kelompok kerja makalah, presentasi, pembuatan
alat peraga, studi lapangan (misalnya ke pabrik salah satu orang tua siswa) kiranya
lebih digiatkan daripada menimbuni siswa/mahasiswa dengan soal-soal yang banyak
tapi dikerjakan dengan menyontek. (Widiawan,1995)
Jika masalah mencontek ini masih saja dianggap sepele oleh semua orang, tidak
akan respon dan tanggapan dari guru, kepala sekolah, pengawas, dinas pendidkan
para pakar pendidikan dan pengambil kebijakan dalam bidang pendidikan, penulis
pesimis dunia pendidikan akan maju, kreatifitas siswa akan hilang yang tumbuh
mungkin orang-orang yang tidak jujur yang bekerja disemua sektor kehidupan.
5. Rekomendasi
Mencermati kasus yang terjadi dan berdasarkan pengalaman penulis
sendiri sebagai seorang pelajar dan mahasiswa, sepertinya perbuatan mencontek
ini susah sekali untuk dihilangkan. Paling tidak penulis sebagai bagian dari pendidik
dapat meminimalisir perbuatan mencontek tersebut sesuai dengan kemampuan, dan
ilmu yang penulis miliki.
Sebagai guru penulis sudah berusaha menjauhkan para siswa dari
menyontek dengan memotivasi mereka agar percaya diri, yakin akan kemampuannya
dan selalu berbuat jujur. Untuk menentukan nilai siswa hasil ulangan atau ujian
bukan menjadi ukuran, karena pengalaman sebagai siswa sudah cukup memberi
pelajaran bahwa semua siswa ingin dihargai, namun yang pantas dihargai adalah
siswa yang jujur dalam segala hal. Sehingga penulis punya catatan tentang
kemampuan siswa, karakteristiknya data-data keluarga dan lain sebagainya.
Penulis sering memberi tes secara lisan karena cara ini dianggap efektif menimalisir
cheating tersebut.
Pemberian tes lisan ini dilakukan penulis secara bertahap, tidak
sekaligus pada waktu ulangan atau ujian, karena cara ini menggunakan waktu yang
lama. Disamping itu tes tulisan juga masih digunakan sebagai pembanding
kemampuan siswa-siswi
·
Cara umum antara lain:
- Belajar,
itu mutlak harus dilakukan. Ingat! jangan belajar pas saat mau ujian,
"ketinggalan kereta" nantinya, nati ujung-ujungnya nyontek lagi
kalau belajarnya nanggungbegitu.
- Rajin
beribadah seperti sholat, berdoa dan kegiatan-kegiatan yang bisa
mengingatkan kamu bahwa ada Tuhan yang selalu menjawab usaha para
hambanya. Selalalu belajar bersyukur atas usah yang kita kerjakan.
- Jika
tidak bisa mengurangi kebiasaan, mulailah sedikit demi sedikit dan
lama-lama akan menjadi hilang sama sekali.
- Usahakan
jangan duduk dengan teman yang lebih pandai, kurang lebih 80 % akan
menarik perhatian kamu untuk menyontek.
- Ingatlah
kedua orang tua saat mengerjakan ujian yang memliki harapan besar pada
kamu. Pasti jadi terharu dan akhirnya mengurungkan niatmu untuk mencontek.
- Jauhkan
benda-benda yang dapan memediasi kamu untuk menyontek seperti buku, tempat
pensil yang berisi contekan, hand phone, dan yang lainnya.
- Bayangkan
guru kamu yang killer saat mengerjakan soal, walaupun yan mengawas saat
itu adalah guru yang bukan killer.
- Tingkatkan
kepercayaan diri,
dengan tingkat kepercayaan diri yang tinggi, maka kita tidak akan mau
melihat hasil orang lain.
- Perbanyak
pengetahuan,
dengan tingkat pengetahuan yang tinggi maka kita akan lebih percaya
terhadap diri sendiri dan tidak akan mau mencontek.
- Lawan rasa malas, memang sungguh sulit untuk mengusir rasa malas
yang ada pada diri bagi orang yang pada awalnya telah terbiasa dengan
bermalas-malasan, namun apabila telah memulai untuk rajin belajar maka
lama-kelamaan kita akan mempunyai kebiasaan untuk terus belajar sehingga
kinerja otak kita terus terasah
- Kurangi
kuantitas mencontek,
apabila biasanya dalam ulangan kita banyak mencontek, maka kita kurangi
dengan mencontek setengah demi setengah. contoh: setiap ulangan rata-rata
kita mencontek 15 soal pg, kita kurangi setengahnya pada ulangan
berikutnya jadi hanya mencontek 8 soal, kemudian terus kurangi sampai
mencapai 1 soal dan dari sana kita bisa menghilangkannya.
- Buatlah
jadwal kegiatan, kita
bisa menjadwal kegiatan kita sehari hari dari mulai kita bangun sampai
kita istirahat, sehingga anda tidak akan dibingungkan oleh tumpukan tugas
yang belum selesai.
- Tingkatkan
kedisiplinan, anda
pasti telah sering mendengar kata “Disiplin kunci keberhasilan”, maka dari
itu disiplinlah dalam menjalankan jadwal kegiatan.
- Mulailah
secepatnya,
apabila anda ingin menghilangkan kebiasaan mencontek anda tidak boleh
menunda-nunda waktu, karena apabila terus menunda-nunda semua tugas akan
menumpuk dan itu menyebabkan suatu kemalasan dalam mengerjakan semua
tugas.
·
Cara
khusus dengan mensosialisasikan tentang pelarangan mencontek ke pihak terkait:
a. Guru
Masalah nyontek dimanapun sekolahan pasti ada, namun
prosentasenya berpariasi, tergantung dari sekolah masing-masing. Sekolah
semakin kurang berkwalitas berindikasi prosentase anak menyontek semakin besar,
namun tidak semua benar, tergantung dari visi dan misi serta gurunya
masing-masing. menghentikan praktek kotor ini
Dimulai dari guru harus bertindak sportif dalam
mengambil sangsi kalau ada pelanggaran, merupakan langkah pertama. Setiap guru
mengadakan ulangan, jika ada anak yang berbuat kotor (nyontek,nurun dsb) harus
cepat diambil tindakan, dan jangan sampai timbul kesempatan berikutnya.
b. Murid
Sosialisasi perang melawan nyontek sama dengan perang
melawan narkoba. Pelan namun pasti kalau murid mengerti dan menyadari akibat
dari ngerpek, tentunya akan perlahan praktek kotor itu akan bisa hilang.
Kalau dari guru sudah tidak memberikan kesempatan pada
murid untuk melakukan praktek kotor itu, tentunya berdampak langsung pada
murid. Sedangan murid akan mulai bertindak sportif menerima proses penyembuhan
penyakit ini.
c. Orang tua/wali murid
Perlu diberi tahu tentang pentingnya program melawan
menyontek. Kalau semua sudah menyadari bahwa tidak ada untungnya praktek
menyontek, akan semakin lancar dalam perjalanan mebasmi nyontek itu.
d. Guru Sekolah Dasar
Kerjasama yang erat antara sekolah baik lintas SD,SMP
dan SMU/sederajat untuk membvasmi program tersebut sangat penting, sehingga
tidak ada ruang gerak bagi anak untuk melakukan praktek kotor itu.
·
Membuat perjanjian dengan murid.
Ini adalah cara terakhir jadi sebelum anda memberikan
ulangan ataupun tugas kepada anak didik anda, ada baiknya memberikan perjanjian
berupa sangsi yang tegas atau membuat perjanjian dengan doa.
Misalkan :
1. Anak- anak sekarang kita ulangan ekonomi tapi sebelumnya ibu akan membuat
perjanjian apabila salahsatu dari kalian ada yang ketahuan mencontek maka
dengan sangat hormat ibu akan menyobek lembar jawaban ulangan kamu dan langsung
memberikan nilai nol.
(cara ini lumayan manjur setidaknya ada tekanan dari anda sebagai pendidk
yang membuat takut anak didik anda sehingga takala akan melakukan kegiatan
menyontek dia akan berpikir 2 kali untuk melakukan itu.
2. Anak- anak sekarang kita ulangan ekonomi tapi sebelumnya ibu akan membuat
perjanjian apabila salahsatu dari kalian ada yang ketahuan mencontek maka
dengan ibu doakan kamu akan sakit gigi selama 7 hari.
(yah walaupun
ini tidak baik karena mendoakan yang tidak baik kepada orang lain tapi apabila
ini dilakukan semata-mata untuk menjadi penekan agar anak didik tidak melakukan
proses mencontek kenapa tidak untuk melakukan hal tersebut toh ini juga untk
kebaikan)
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kata menyontek
mungkin sudah tidak asing lagi bagi pelajar dan mahasiswa. Setiap orang pasti
ingin mendapat nilai yang baik dalam ujian, dan sudah tentu berbagai macam cara
dilakukan untuk mencapai tujuan itu. Masalah menyontek selalu terkait dengan
tes atau ujian. Banyak orang beranggapan menyontek sebagai masalah yang biasa
saja, namun ada juga yang memandang serius masalah ini.
Dalam
mengupayakan menghilangkan kebiasaan mencontek sangat sulit karena ini sudah
menjadi tradisi turun temurun dan tidak terelakan lagi tapi sebagai solusi
awalnya cara menghilangkannya dimulai dari langkah langkah dan tips sederhana
diatas dan jika ini berjalan secara berangsur-angsur di dunia ini tiada yang
tidak mungkin, dan mungkin saja praktek percontek menyontekan juga bisa hilang.
B. SARAN-SARAN
Saya
sangat membutuhkan kritik dan saran anda untuk menciptakan karya tulis yang
lebih baik lagi sebagai acuan nanti karena saya sadar makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, maka dari pada itu saya sangat menunggu kritikan dan saran
yang membangun dari pembaca sekalian.
DAFTAR PUSTAKA
perlu.html
Alwi Hasan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka, 2001.
www.wikipedia .org
dan sumber sumber lainnya.